Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MATERI SOSIOLOGI BAB 6 - PERILAKU MENYIMPANG

A. HAKIKAT PERILAKU MENYIMPANG

Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat atau kelompok.

a. Definisi Perilaku Menyimpang Menurut para Ahli

1. Menurut James Vander Zanden

perilaku menyimpang adalah perilaku yang tercela dan di luar batas toleransi oleh sejumlah besar orang.

2. Menurut Robert M.Z. Lawang

perilaku menyimpang adalah perilaku menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut

3. Menurut Bruce J. Cohen

perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat atau kelompok dalam masyarakat.

4. Menurut Paul B. Horton

perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma keluarga/masyarakat.

Bentuk perilaku menyimpang dalam masyarakat terbagi menjadi empat, yaitu:

  1. Perilaku menyimpang kategori kejahatan/tindakan kriminal.
  2. Penyimpangan seksual.
  3. Penyimpangan dalam bentuk pemakaian/konsumsi berlebihan.
  4. Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari biasanya.

 

b. Jenis Perilaku Menyimpang

Jenis perilaku menyimpang dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Tindakan nonconfirm

yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku individu tidak sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat.

2. Sikap antisosial (tindakan asosial)

yaitu sikap yang melawan norma kebiasaan (folkways) dan bertentangan dengan kepentingan umum. Soerjono Soekanto (sosiolog Indonesia) membedakan sikap antisosial sebagai berikut: 

  1. Antikonformitas
    yaitu pelanggaran nilai dan norma secara berulang yang dilakukan dengan sengaja dalam suatu lingkungan masyarakat.
  2. Antisosial
    yaitu tindakan yang menempatkan kepentingan pribadi atau golongan di atas kepentingan umum.
  3. Antisosial grudge
    yaitu penyimpangan yang dilakukan akibat unsur dendam kepada seseorang atau aturan hingga mendorong individu untuk melakukan tindakan di luar kontrol dirinya.

Perilaku menyimpang dapat dibedakan berdasarkan jumlah pelakunya, yaitu:

  1. Penyimpangan individual
    yaitu penyimpangan yang dilakukan seseorang yang melanggar tatanan nilai dan norma di lingkungan.
  2. Penyimpangan kolektif
    yaitu bentuk penyimpangan terhadap nilai dan norma secara terkoordinasi oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu.

Perilaku menyimpang dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yaitu:

  1. Penyimpangan primer
    bersifat sementara (temporer), individu yang melakukan masih dapat diterima oleh kelompok sosialnya.
  2. Penyimpangan sekunder
    yaitu penyimpangan sosial yang sering terjadi dan akibatnya cukup parah, serta mengganggu ketertiban orang lain.
  3. Penyimpangan negatif
    yaitu seluruh perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma dominan dalam masyarakat.
  4. Penyimpangan seksual
    adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan oleh seseorang.


c. Ciri-ciri Perilaku Menyimpang Menurut Paul B. Horton

  • Penyimpangan membawa dua kemungkinan, yaitu perbuatan tersebut diterima atau ditolak masyarakat.
  • Perilaku menyimpang bersifat relatif dan mutlak.
  • Penyimpangan terhadap budaya nyata atau budaya ideal.
  • Terdapat norma penghindaran dalam penyimpangan, berupa pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka tanpa harus menentang tata nilai kelakuan secara terbuka.


d. Sifat Penyimpangan Sosial

  • Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan) karena tidak selalu menjadi ancaman, kadang-kadang dapat dianggap sebagai alat pemeliharaan stabilitas.
  • Bersifat positif jika penyimpangan tidak sesuai dengan norma yang berlaku, tetapi mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial.
  • Bersifat negatif jika penyimpangan tersebut mengarah pada nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk serta dapat mengganggu sistem sosial.

 

e. Sebab-sebab Perilaku Menyimpang

  • Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan, yaitu keadaan dimana seorang individu tidak mampu membedakan perilaku yang pantas dan tidak pantas karena seseorang menjalani sosialisasi yang tidak sempurna.
  • Proses belajar menyimpang merupakan proses belajar yang terjadi melalui interaksi sosial dengan orang lain terutama dengan orang-orang yang berperilaku menyimpang.
  • Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial.
  • Muncul karena seseorang tidak diberi peluang untuk mencapai tujuan yang dianjurkan kebudayaan. Contohnya buruh yang terus-menerus ditekan majikannya sehingga berkeinginan menentang sang majikan.
  • Ikatan sosial yang berlainan, yaitu seseorang yang berhubungan atau bergaul dengan kelompok yang berbeda akhirnya cenderung mengidentifikasikan dengan kelompok tersebut sehingga akan diperoleh pola-pola sikap dan perilaku kelompok tersebut.

 

B. TEORI BENTUK DAN FUNGSI PERILAKU MENYIMPANG

a. Teori Biologis

Menurut Cesare Lombroso, pelaku kejahatan pada umumnya memiliki ciri-ciri fisik tertentu, antara lain: raut muka murung/sedih, rahang dan tulang pipi menonjol keluar, serta bulu tubuh berlebihan dan jari panjang. Teori ini didukung oleh William Sheldon, Sheldon Glueck, dan Eleanor Glueck.

b. Teori Labelling

Menurut Edwin M. Lemert, seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya.

c. Teori Fungsi

Menurut Emille Durkheim, kesadaran moral masyarakat muncul pada setiap individu yang berbeda antara satu dengan yang lain dikarenakan faktor keturunan, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial yang berbeda.

d. Teori konflik

Menurut Karl Marx, kapitalisme merupakan sumber kejahatan. Akibat tidak meratanya distribusi terhadap sumber yang penting antara kaum buruh dan majikan.

e. Teori Ketegangan

Menurut Robert K. Merton, penyimpangan terjadi melalui struktur sosial. Perilaku menyimpang ditentukan oleh seberapa baik sebuah masyarakat mampu menciptakan keselarasan antara aspirasi warga masyarakat dengan cara pencapaian yang dilegalkan masyarakat.

f. Teori Disorganisasi Sosial

Menurut William Thomas dan Florian Znaniecki, perilaku menyimpang merupakan produk dan perkembangan masyarakat yang tidak seimbang.

g. Teori Psikologi

Menurut Sigmund Freud, perilaku menyimpang berkaitan dengan gangguan mental dan gangguan kepribadian.

 

C. FUNGSI DAN BENTUK PERILAKU MENYIMPANG

a. Fungsi Perilaku Menyimpang

  • Memperkukuh nilai-nilai dan norma dalam masyarakat.
  • Memperjelas batas moral dalam masyarakat.
  • Tanggapan terhadap perilaku menyimpang akan menumbuhkan kesatuan masyarakat.
  • Mendorong terjadinya perubahan sosial.

b. Bentuk Perilaku Menyimpang

  • Kejahatan tanpa korban (criminal without victim)
    yaitu kejahatan yang tidak mengakibatkan penderitaan bagi orang lain. Digolongkan sebagai kejahatan karena masyarakat atau kelompok yang berkuasa menganggapnya sebagai perbuatan tercela. Contoh: judi, mabuk-mabukan, dan narkoba.
  • Kejahatan terorganisir (organized crime)
    yaitu kejahatan yang dilakukan oleh kelompok secara berkesinambungan atau terus-menerus untuk memperoleh uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum melalui penyebaran rasa takut. Contoh: perdagangan manusia, mafia, dan kejahatan terorganisir lainnya.
  • Kejahatan kerah putih (white collar crime)
    yaitu kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang terpandang dan berstatus sosial tinggi. Contoh: penghindaran pajak, penggelapan uang perusahaan, dan korupsi pejabat.
  • Kejahatan perusahaan (corporate crime)
    yaitu kejahatan yang dilakukan oleh perusahaan formal yang bertujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. Contoh: kejahatan terhadap konsumen, kejahatan terhadap publik, kejahatan terhadap pemilik perusahaan, dan kejahatan terhadap karyawan.

Post a Comment for "MATERI SOSIOLOGI BAB 6 - PERILAKU MENYIMPANG"