Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MATERI SOSIOLOGI BAB 3 - INTERAKSI SOSIAL

A. Interaksi Sosial

Menurut Jhon J. Macionis, interaksi sosial adalah proses bertindak dan membalas tindakan yang dilakukan seseorang dengan orang lain. Sedangkan, menurut Broom dan Selznic, interaksi sosial adalah proses bertindak yang dilandasi kesadaran adanya orang lain dan terjadi proses penyesuaian (respons) sesuai tindakan orang tersebut.

Ciri-ciri interaksi sosial menurut Charles P. Loomis, antara lain:
  • Jumlah pelaku dua orang atau lebih.
  • Komunikasi antarperlaku dengan simbol atau lambang.
  • Dimensi waktu, meliputi masa lalu dan masa datang.
  • Tujuan yang hendak dicapai sebagai hasil interaksi.

a. Tahap Interaksi Sosial

  • Tahap pendekatan
    yaitu tahap memulai (intiating) dan menjajaki (experimenting). Seorang mulai membuka pembicaraan dengan orang lain, dilanjutkan dengan penyatupaduan (integrating) dan tahap pertalian (bonding).
  • Tahap peregangan
    dimulai dari tahap membeda-bedakan (differentiating) dimana toleransi terhadap perilaku orang lain mulai menurun. Kemudian, tahap membatasi  (circumscribing), yaitu salah satu pihak membahas hubungan, tetapi pihak lain berusaha menghindar, dan tahap terakhir adalah pemutusan hubungan (terminating), yaitu tahap dimana pemutusan hubungan dilakukan melalui pernyataan mengenai jarak dan pemisahan diri, komunikasi semakin terhalang.

b. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

1. Kontak sosial
dilakukan langsung secara fisik dan terjadi melalui berbagai simbol dan media cetak atau elektronik. Kontak sosial bersifat positif jika mengarah hubungan kerja sama (assosiatif), dan bersifat negatif jika mengarah konflik (disosiatif).

Berdasarkan pihak yang terlibat, kontak sosial terbagi menjadi tiga, yaitu:
  • Kontak sosial antara individu dengan individu.
  • Kontak sosial antara individu dengan kelompok.
  • Kontak sosial antara kelompok dengan kelompok.
Berdasarkan sifatnya, kontak sosial terbagi pula menjadi dua, yaitu:
  • Kontak primer, pesan yang disampaikan langsung melalui hubungan fisik (tatap muka) kepada individu.
  • Kontak sekunder, pesan yang disampaikan melalui perantaraan orang lain (kontak sekunder langsung) atau dengan perantara media tertentu (kontak sekunder tidak langsung).
2. Komunikasi
yaitu penyampaian pesan dari pihak satu ke pihak lain yang berupa pembicaraan, gerakan badan, atau bentuk isyarat lainnya sehingga pihak lain memberikan respons. Komunikasi terbagi menjadi dua, yaitu komunikasi verbal/oral dan non-verbal (berupa isyarat atau gerakan).

c. Faktor Dasar Terbentuknya Interaksi Sosial

  1. Imitasi
    yaitu proses belajar meniru atau mengikuti perilaku orang lain.
  2. Identifikasi
    yaitu kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi lebih mendalam dari imitasi, karena seseorang mencoba menempatkan diri dalam keadaan orang lain.
  3. Simpati
    yaitu perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang, seolah-olah berada dalam keadaan orang lain.
  4. Empati
    yaitu seseorang seolah-olah dalam keadaan orang lain dan mendorong bertindak secara total menjadi bagian dari orang lain.
  5. Sugesti
    yaitu tindakan yang memberikan pengaruh kepada orang lain (orang yang menjadi panutan/berwibawa) dengan cara tertentu sehingga mengikuti pengaruh atau  pandangan tersebut tanpa berpikir panjang.
  6. Motivasi
    yaitu tindakan yang memberikan pengaruh kepada orang lain berupa dorongan rasional sehingga pihak yang diberi motivasi mempunyai pilihan, apakah menaati atau tidak mengikuti motivasi tersebut.

d. Faktor Pendorong Interaksi Sosial

1. Faktor dari dalam
  • Dorongan sebagai makhluk sosial
  • Untuk memenuhi kebutuhan.
  • Untuk mengembangkan diri dan memengaruhi orang lain.
2. Faktor dari luar
Sikap diam orang lain atau kejadian yang berlangsung di sekitar kehidupan seseorang yang dapat menimbulkan interaksi sosial.

e. Jenis Interaksi Sosial

1. Proses Asosiatif

Proses asosiatif merupakan jenis interaksi sosial yang mengarah pada persatuan dan dapat meningkatkan hubungan solidaritas antara individu/kelompok. Berbagai jenis proses asosiatif sebagai berikut.

a. Kerja Sama (Cooperation)

Kerja sama adalah interaksi sosial yang terjadi antar-individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Terdapat empat bentuk kerja sama, yaitu:

  1. Tawar-menawar (bargaining)
    adalah perjanjian atau persetujuan di antara pihak-pihak yang mengikat diri atau bersengketa melalui perdebatan, pemberian usul, dan sebagainya.
  2. Kooptasi
    adalah proses penerimaan unsur-unsur baru oleh pemimpin suatu organisasi sebagai satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam organisasi.
  3. Koalisi
    adalah kombinasi antara dua organisasi atau lebih dengan tujuan yang sama (walaupun mempunyai struktur yang tidak sama) untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
  4. Patungan (joint venture)
    adalah kerja sama pengusahaan proyek bersama, biasanya antara pihak luar negeri dengan dalam negeri.

b. Akomodasi
Akomodasi adalah interaksi sosial antara individu dan kelompok dalam upaya menyelesaikan pertentangan. Berikut ini adalah sebagai bentuk akomodasi.
  1. Koersi (coercion)
    yaitu bentuk akomodasi yang dilaksanakan menggunakan tekanan (pemaksaan) hingga salah satu pihak yang bertentangan berada dalam keadaan lebih lemah dibandingkan pihak lawan.
  2. Kompromi (compromise)
    yaitu persetujuan dengan menempuh jalan damai yang saling bertujuan mengurangi tuntutan.
  3. Arbitrase (arbitration)
    yaitu usaha menyelesaikan sengketa oleh pihak ketiga yang dipilih yang dipilih kedua belah pihak yang bersengketa. Arbitrase harus melibatkan pihak berwajib untuk menyelesaikan masalah.
  4. Mediasi (mediation)
    yaitu proses penyelesaian sengketa dengan disertakannya pihak ketiga sebagai penasihat yang netral dalam penyelesaian suatu perselisihan.
  5. Konsiliasi
    (conciliation) yaitu usaha dengan mempertemukan kedua belah pihak berselisih untuk mencapai persetujuan melalui lembaga sosial untuk menyelesaikan perselisihan.
  6. Toleransi
    yaitu suatu sikap menghargai perbedaan yang ada dalam masyarakat.
  7. Stalemate
    yaitu keadaan yang ditandai adanya kekuatan seimbang dari kedua pihak yang bertikai sehingga pertikaian terhenti pada titik tertentu.
  8. Ajudikasi (adjudication)
    yaitu penyelesaian konflik/ perselisihan di pengadilan (meja hijau).

c. Asimilasi
Asimilasi adalah proses peleburan dua atau kebudayaan yang berbeda menjadi satu kebudayaan tunggal yang dirasakan sebagi kebudayaan milik bersama. Proses asimilasi mengarah pada hilangnya perbedaan

d. Amalgamasi
Amalgamasi adalah meleburnya dua kelompok budaya menjadi satu dan melahirkan kelompok budaya baru. Proses amalgamasi mempertegas hilangnya perbedaan yang ada.

e. Akulturasi
Akulturasi adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian ataupun khas kebudayaan yang asli.

2. Proses disosiatif

Proses disosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah pada suatu perpecahan. Adapun 3 bentuk interaksi sosial disosiatif:
  1. Persaingan/Kompetisi
    adalah suatu proses sosial yang dilakukan individu/kelompok untuk mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tertentu.
  2. Kontravensi
    adalah usaha untuk merintangi atau menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain . Cara-cara kontravesi berupa gangguan, fitnah, provokasi, dan intimidasi.
  3. Pertentangan (Pertikaian/Konflik)
    adalah suatu proses sosial ketika seseorang/kelompok dengan sadar atau tidak sadar menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan untuk mendapatkan keinginan/tujuannya.

    f. Faktor Penghambat Interaksi Sosial

    • Mengisolasi diri.
    • Cacat jasmani.
    • Perbedaan ras dan kasta dalam masyarakat.
    • Superioritas individu atau kelompok.

    g. Keteraturan Sosial dalam Masyarakat

    Keteraturan adalah kondisi dinamis masyarakat yang berjalan tertib dan teratur sehingga tujuan hidup bermasyarakat tercapai sesuai nilai dan norma masyarakat. Unsur-unsur pembentuk keteraturan sosial, yaitu:

    1. Tertib sosial

    Tertib sosial adalah keselarasan antara tindakan anggota masyarakat dengan nilai dan norma yang berlaku. Ciri-cirinya, antara lain:

    • Sistem nilai dan norma jelas.
    • Individu atau kelompok dalam masyarakat mengetahui dan memahami norma sosial dan nilai yang berlaku.
    • Individu atau kelompok dalam masyarakat menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan norma sosial dan nilai sosial yang berlaku.

    2. Sosial order

    Sistem order adalah sistem atau tatanan norma dan nilai sosial yang diakui dan dipatuhi oleh warga masyarakat dan telah berjalan sebagai tatanan masyarakat.

    3. Keajegan

    Keajegan adalah keadaan yang memperlihatkan kondisi keteraturan sosial yang tetap dan berlangsung terus-menerus.

    4. Pola

    Pola adalah bentuk umum interaksi sosial yang menunjukkan keteraturan yang lebih baku dibandingkan tertib sosial maupun keajegan.

    Post a Comment for "MATERI SOSIOLOGI BAB 3 - INTERAKSI SOSIAL"